Susi Yanti, perempuan 47 tahun itu menjelaskan keinginannya dengan suara yang lembut. Bayangannya terhadap rumah yang selama ini ditempatinya diceritakannya.
“Di depan ini, kamar anak bujang Ci, dibuka dijadikan ruang tamu. Kamarnya dipindahkan ke belakang dekat dapur ini. Kemudian, ini kamar Ci, cukup besar, dijadikan dua kamar, satunya untuk anak gadis Ci. Karena selama ini dia tidur di rumah Omanya di depan. Ci ingin berkumpul sekeluarga,” ungkapnya sambil menunjukkan posisi ruangan tersebut.
Susi Yanti menempati satu petak rumah warisan orangtuanya di Jalan Ujung Pandan, Kecamatan Padang Barat. Rumah semi permanen itu tidak memiliki ruang tamu. Dua kamar berdinding tripleks saling berhadapan. Kemudian dapur dan ruang belakang menyatu berlantai semen.
Karena keterbatasan kamar di rumah itu, terpaksa anak gadisnya, May Zaela Sima, tidur di rumah Omanya. Sebab kamar satu lagi ditempat kakak laki-lakinya, Muhammad Zaki Sima, yang sudah tamat SMK 3 Padang. Sedangkan May masih SMP.
“Anak pertama Ci sudah tamat SMK 3, tapi ijazahnya belum diambil, karena masih ada utang biaya sekolah sekitar 2 juta rupiah. Kalau ada ijazah ia bisa cari kerja, sekarang kerjanya ngojek. Ci takut nanti ia terlibat narkoba dan pergaulan tidak baik,” keluh kesahnya sambil menunjukkan kartu pembayaran iyuran sekolah Zaki.
Suaminya, Herman (50) bekerja sebagai supir travel Padang-Bukittinggi. Sementara Susi Yanti relawan guru PAUD di kelurahan. Secara ekonomi, kehidupan mereka pas-pasan saja.
Tak lama berselang, Wali Kota Padang, Hendri Septa, datang dengan rombongan. Ia langsung melihat rumah Susi Yanti yang akan dibedah melalui program Semata. Susi Yanti mengulang kembali keinginannya terhadap rumah itu di hadapan Hendri Septa, sembari menunjukkan posisi ruangannya.
Hendri Septa memahami keinginan warganya tersebut. Ia langsung memanggi vendor penyedia jasa tukang yang akan membedah rumah tersebut.
“Vendornya mana. Ini yang harus didengarkan. Keinganan yang punya rumah, jadi jelas yang akan dilakukan tukang nantinya,” kata Hendri Septa.
Sayangnya vendornya tidak ada. Sehingga Hendri Septa meminta Sekda untuk mengikutkan vendor dalam rombongan Semata, biar jelas kerja tukangnya nanti.
“Besok hadirkan vendornya setiap kegiatan Semata, biar jelas apa maunya yang rumah. Sehingga nyaman ditempati. Untuk ibu Susi, kami akan bicarakan nanti dengan pihak penyedia jasa tukangnya, agar sesuai keinginan ibu,” ungkap Hendri Septa.
“Terima kasih banyak, Pak. Kami tidak menyangka akan mendapat bantuan ini. Sekali lagi terima kasih banyak, Pak,” sambut Susi Yanti.
Sebelum membawa Susi Yanti dan keluarga bermalam di rumah Dinas Wali Kota Padang, Hendri Septa menemui ibu-ibu yang telah berkumpul di rumah tersebut.
“Saya mohon izin membawa keluarga ini bermalam di rumah dinas semalam,” ujar Hendri Septa.
Belanja pakaian lebaran
Sebelum ke rumah dinas mereka dibawa raun dulu ke Permindo. Tujuannya membeli pakaian lebaran di Suzuya Rocky Plaza.
May memilih beberapa dari beragam baju yang direkomendasikan.
“Ya, saya memilih baju dengan setelan lengkap. Insya Allah untuk lebaran nanti,” ucapnya.
Agaknya, pemberian dari Pemerintah Kota (Pemko) Padang itu sebagai salah satu hadiah untuknya yang akan meninggalkan bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Alhamdulillah, hari ini saya senang, bahagia dan gembira,” tambahnya.
Kemudian, Zaki menyisiri stand pakaian laki-laki. Dipilihnya baju yang ia suka.
“Saya mengucapkan rasa syukur. Tentu dengan bantuan dan berbelanja ini dapat membuat kami sedikit bahagia. Kemudian, doakan saya agar dapat pekerjaan,” ucap Zaki.
Setelah itu, mereka meluncur ke Rumah Dinas Wali Kota Padang di Jalan A Yani. Di sana mereka berbuka bersama, tarawih, dan menginap. Lalu besoknya, sahur dan kembali pulang. (CGK/GRY)