Gerakan Mahasiswa dan Kaum Muda Sumatera Barat Belum Mati!

Gerakan Mahasiswa dan Kaum Muda Sumatera Barat Belum Mati!

Oleh: Virtuous Setyaka

 

Ini adalah sebuah catatan tentang gerakan dan organisasi mahasiswa dan kaum muda di Sumatera Barat yang masih ada, terbentuk baru, dan terus berkembang khususnya di Kota Padang. Catatan ini saya buat karena saya terlibat langsung interaksi dengan mereka untuk saling belajar dan bekerja bersama. Aktivitas-aktivitas yang saya lakukan dengan mereka adalah sebuah bentuk aktivitas dalam mengawal kaum muda nusantara untuk masa depan bangsa.

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Padang “Sanctus Anselmus”

 Sabtu, 2 April 2023 saya diminta oleh Kawan-Kawan dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Padang “Sanctus Anselmus” Periode 2022 -2023 untuk menyampaikan bahan diskusi dan pelatihan tentang Analisis Sosial sebagai salah satu materi dalam Masa Bimbingan (Mabim) dengan tema Internalisasi Nilai-Nilai PMKRI sebagai Wujud Kader Militan dan Transformatif yang diselenggarakan di Kota Padang dari 31 Maret sampai 2 April 2023. Menurut Maria Selta KM Gulo – seorang perempuan dan mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Kota Padang yang menjabat sebagai Ketua Presidium Dewan Pimpinan Cabang (DPC) – setelah diskusi dan pelatihan bersama saya, para peserta akan diturunkan langsung ke tengah-tengah masyarakat di sekitar Kantor Sekretariat mereka untuk melakukan praktik analisis sosial dan merumuskan solusi permasalahan sosial untuk kemudian menjadi program kerja ke depan para peserta sebagai kader baru PMKRI “Sanctus Anselmus” tersebut. Saya merespon dengan antusias dan sangat mendukung keseluruhan aktivitas Kawan-Kawan  PMKRI Cabang Padang tersebut sebagai bagian dari kepedulian mahasiswa terhadap masalah sosial dan menjadi alternatif solusi yang akan berkontribusi untuk transformasi sosial di masyarakat.

Ini bukanlah pertama kalinya saya diminta dan menjadi bagian dari diskusi dan pelatihan yang diselenggarakan Kawan-Kawan PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus”, hampir setiap tahun saya diundang oleh mereka untuk mengantarkan dan mengawal kaderisasi yang mereka selenggarakan. Di dalam diskusi dan pelatihan yang dimoderatori oleh Abe, saya berkenalan dan belajar bersama Kawan-Kawan baru, mereka adalah para mahasiswa yang sedang kuliah di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Kota Padang dengan program studi ilmu sosial dan ilmu eksak. Menariknya, tidak satupun dari peserta tersebut berasal dari Kota Padang, dua orang laki-laki berasal dari Sumatera Utara, dua orang laki-laki dan seorang perempuan dari Mentawai, dan seorang perempuan dari Nias. Mereka berangkat dengan perbedaan pemahaman awal tentang analisis sosial, hal tersebut saya ketahui setelah berkenalan dan berdiskusi awal dengan Guna, Sam, Meli, Priska, Pipit, dan Baren. Bukan hanya mereka yang belajar dari saya, namun saya pun belajar dari mereka tentang keberagaman budaya berdasarkan perbedaan latar belakang suku bangsa mereka.

Pemimpin Muda Pertanian Indonesia dan Rumah Batang Ubi

Gerakan Mahasiswa dan Kaum Muda Sumatera Barat Belum Mati!
Pemimpin Muda Pertanian Indonesia dan Rumah Batang Ubi

Pada tahun ini, selain dengan Kawan-Kawan PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus”, saya juga berinteraksi dengan sebuah kelompok anak muda yang menamai diri mereka sebagai Pemimpin Muda Pertanian Indonesia (PMPI). Mereka memiliki sebuah kantor sekretariat bernama Rumah Batang Ubi dengan inisiator dan koordinator umumnya Arif Zulpriansyah Siregar, yang baru saja diwisuda dengan meraih gelar Sarjana Pertanian sebagai Wisudawan Berprestasi di Universitas Andalas, Padang pada periode Maret 2023. Menurut Arif, Rumah Batang Ubi adalah wadah berdiskusi, berprestasi, dan berkontribusi bagi generasi muda pertanian di Indonesia. Dibentuk sejak tahun 2021 karena bertemu dan berkumpulnya para Mahasiswa Pertanian di berbagai kampus di Kota Padang yang satu ide dan satu ideologi. Memiliki fokus pada isu-isu pertanian, lingkungan, dan kemanusiaan. Mereka yang dinyatakan dapat bergabung dengan PMPI adalah mereka yang sudah melalui tahapan pendidikan kepemimpinan di Rumah Batang Ubi. Aktivitas-aktivitas mereka dibagi dalam tiga bidang, yaitu pergerakan untuk mendidik dan mengorganisir diri sendiri dan kaum muda lainnya, pengembangan diri dan pencapaian prestasi sesuai minat dan bakat setiap orang, dan pengabdian kepada masyarakat melalui berbagai program kerja yang sudah mereka rancang dan selenggarakan.

Salah satu program kerja yang mereka lakukan adalah berkonsentrasi pada pengembangan kepenulisan dan pemanfaatan media massa untuk menyalurkan aspirasi dan menyuarakan advokasi dalam berbagai isu pilihan. Pilihan untuk membentuk PMPI dan Rumah Batang Ubi adalah konsekuensi dari pilihan mereka untuk bergerak dan bergerilya kembali melawan sistematisasi pendidikan nasional yang mulai meredupkan gerakan sosial terutama gerakan mahasiswa. PMPI dan Rumah Batang Ubi mereka harapkan menjadi lingkaran-lingkaran pendidikan progresif untuk tidak membiarkan kematian bagi pemikiran kritis, sikap yang berbeda, dan tindakan alternatif yang bermanfaat untuk masyarakat dan republik.

Arif juga sudah melangkah untuk maju menjajagi dalam berpolitik praktis dengan bergabung ke dalam salah satu partai politik baru di Indonesia, sebuah langkah baik yang seharusnya sejak awal kuliah para mahasiswa di Indonesia memang bebas untuk berpartai politik. Selain itu, Arif juga menjadi Anggota Dewan Redaksi pada sebuah media massa dalam jaringan (Daring) yang merupakan pilihan strategis selain akan mengembangkan media massa daring lainnya bersama PMPI di Rumah Batang Ubi. Arif yang memang aktif sejak dulu di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Andalas (Unand) serta aliansi mereka, begitupun juga aktif berinteraksi dengan berbagai organisasi massa petani tingkat nasional di Indonesia.

Agenda terbaru PMPI dan Rumah Batang Ubi adalah melakukan perekrutan anggota baru, membentuk tim dan mengelola media massa daring, serta menyelenggarakan pendidikan kepemimpinan yang mereka sebut sebagai Leader Camp. Pendidikan kepemimpinan itu akan diisi dengan materi-materi tentang kepemimpinan, keorganisasian, dan kepedulian pada masyarakat melalui berragam bentuk dan metode advokasi termasuk kebijakan. Kemungkinan akan diselenggarakan di dalam ruangan (indoor) dan di lapangan (outdoor) di Kota Padang.

 Harmonis Study Club dengan Sekolah Filsafat dan Agraria Kritis

Gerakan Mahasiswa dan Kaum Muda Sumatera Barat Belum Mati!Setahun sebelumnya, tepatnya pada 18 Agustus 2022, juga sudah terbentuk sebuah kelompok baru yang diberi nama Harmonis Study Club. Sebuah kelompok studi yang mengkaji tentang gerakan sosial di tingkat global (lokal, nasional, dan internasional). Kelompok ini bukan hanya berisi para mahasiswa dari berbagai kampus di Sumatera Barat, namun juga para alumni dan juga pekerja profesional di bidangnya masing-masing. Harmonis Study Club diinisiasi dan dipimpin secara kolektif, diantaranya oleh Iswadi Syahrial Nupin (seorang pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Andalas), Dharma Harisa (seorang jurnalis muda berbakat yang besar dari Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik “Gema Justisia” di Fakultas Hukum Universitas Andalas), dan Andrezal (seorang penulis muda jenius yang mulai menulis sejak menjadi Mahasiswa di Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas).

Harmonis Study Club juga telah berkembang dengan menyelenggarakan Sekolah Filsafat Harmonis dan sebelumnya Sekolah Agraria Harmonis dengan pendekatan Kajian Agraria Kritis. Ketika Iswadi mengkoordinir Harmonis Study Club, maka Haris mengkoordinir Sekolah Filsafat Harmonis, dan Andre mengkoordinir Sekolah Agraria Harmonis. Ketiga orang ini juga para penulis yang karya-karya mereka sudah bertebaran di berbagai media massa, baik daring maupun cetak. Bahkan, Iswadi juga sudah terlibat dalam penerbitan beberapa buku yang juga sudah beredar secara nasional di Indonesia.

Klub para aktivis dan para penulis ini sudah sering menyelenggarakan diskusi terbuka dengan berbagai topik tentang kefilsafatan, pergerakan, perkoperasian, dan penulisan di sebuah kedai kopi yang dimiliki oleh Koperasi Mandiri Dan Merdeka (KMDM) Sumatera Barat yang ada di Kota Padang, yaitu Harmonis Space. Bahkan kaum muda yang terlibat tidak hanya berasal dari Kota Padang, tapi dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Beberapa kali penyelenggaraan diskusi juga diikuti oleh anak-anak muda dari luar Sumatera Barat yang kebetulan juga sedang berada di Kota Padang dengan berragam keperluan. Keberadaan kelompok dan organisasi mahasiswa dan kaum muda yang ada di Kota Padang ini membuktikan gerakan mahasiswa dan kaum muda Sumatera Barat belum mati!

Virtuous Setyaka, Dosen HI FISIP Universitas Andalas

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top