Padang, cagak.id – Banjir di Batu Busuk, Kelurahan Lampung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang yang terjadi pada Senin 23 Januari 2023 lalu menyisakan cerita tersendiri bagi warga yang bermukim di sekitar Sungai Batu Busuk.
Rumah yang rusak, tanaman yang hanker, alat elektronik yang rusak, hingga penjarahan pun dirasakan oleh sejumlah warga yang tinggal di RT 1 RW 3 Batu Busuk, Kelurahan Lampung Bukit, Kecamatan Pauh tersebut.
Kain-kain terjemur, kasur dan perabotan rumah tangga tabpak berjejer di depan rumah dan pinggir jalan saat akan menuju ke titik meluapnya Sungai Batu Busuk.
Beberapa warga pun juga tampak masih sibuk membersihkan kaca rumah, mencuci baju, dan membereskan dokumen penting yang akut terendam banjir pada pukul 17.30 WIB, Senin 23 Januari 2023 lalu.
Khusnun Sodiq (37 tahun), warga Batu Busuk yang menjadi salah satu korban terdampak banjir terlihat tengah membereskan mesin-mesin yang berada di samling rumahnya.
Deretan dinamo, kerangka mesin, dan potongan bambu masih tampak kotor akibat meluapnya Sungai Batu Busuk.
Rumah Khusnun Sodiq sendiri berada di dekat sebuah tower dan kolam buatan yang menjadi penampung air sungai kalau meluap.
Nasa, saat kejadian kolam atar bandar penampung tersebut tidak mampu menampung air sungai yang meluap saat itu, sehingga derasnya banjir langsung menyapu rumahnya dan beberapa rumah warga yang berda di Kawasan tersebut.
“Sebanyak 4 unit mesin pembuat tusuk sate saya hanyut, hanya menyisakan 3 unit mesin saja waktu itu. Beruntung setelah air surut saya dapat menemukan dua unit mesin yang hanyut dan 1 unit hilang tidak bisa ditemukan,” katanya saat ditemui Cagak.id pada Senin 30 Januari 2023 kemarin.
Ia bercerita saat banjir terjadi, ia bersama anak dan istrinya tengah berada di rumah dengan kondisi pada waktu itu hujan deras.
“Saat akan beristirahat, saya diinformasikan oleh istri yang kebetulan melihat postingan di media sosial bahwa air mulai besar di atas,” kata Khusnun Sodiq yang memiliki usaha rumahan membuat tutuk sate dari bambu.
Melihat kendisi tersebut, ia pun meilhat keluar rumah dan memang air sudah mulai tampak, sehingga ia pun bergegas mengeluarkan beberapa motor dan meletakkan di rumah orang tuanya.
“Berselang beberapa menit, air mulai dekat ke rumah dan saya pun kabur dengan berlari serta melihat dari jauh bagaimana banjir menerjang rumah yang ada di sekitar,” ujarnya.
Ia menjelaskan banjir tersebut terjadi hing pukul 21.00 WIB dengan kondisi air cukup tinggi dan baru sekitar pukul 23.00 WIB air mulai surut kembali sehingga ia pun mencoba untuk melihat kondisi rumahnya.
“Ternyata besoknya saya cek ada sekitar 4 unit mesin pembuat tusuk sate yang hanyut, selebihnya masih ada dengan kondisi mesin yang belum diketahui apakah rusak atau masih bisa diperbaiki. Alhamdulillah, setelah melakukan pencarian 3 mesin berhasil ditemukan dan satu mesin hilang,” katanya.
Ia berharap mesin-mesin yang ada saat ini masih bisa digunakan atau diperbaiki agar usaha yang telah dirintisnya sjeik 3 tahun terakhir tersebut dapat berjalan kembali serta pemasaran produknya bisa kembali normal
“Sekarang saya coba perbaiki dulu dan melihat kendisi mesin yang ada saat ini, semoga saja masih bisa digunakan karena untuk keseluruhan mesin ini dulunya cukup memakan biaya yang besar yaitu mencapai seratus juta rupiah,” ujar Khusnun Sodiq. (ADE)