Dari pondok membawa cerek
Singgah di pasar membeli salak
Sejak ada tahun baru imlek
Kota Padang semakin semarak
Demikian penggalan pantun Wali Kota Padang, Hendri Septa, saat memberikan sambutan dalam pembukaan Festival Pasar Malam Imlek di Klenteng See Hien Kiong, Kampung Pondok, Rabu (11/1/2023) sore. Pantun yang menggambarkan betapa semaraknya Kota Padang dan perayaan tahun baru Imlek 1574 atau tahun kelinci air.
Pembukaan Festival Pasar Malam Imlek bertema “Kita Semua Satu” tersebut dimeriahkan pertunjukan barongsai singa peking, tarian Mandarin dan Minangkabau, tambur, serta wushu. Kemeriahan suasananya tidak hanya diramaikan warga Tionghoa saja, namun berbagai etnis yang ada di Padang turut meramaikan pasar malam tersebut. Sebagaimana hari-hari biasa, Kawasan Pondok yang berada di Kota Tua tersebut, selalu ramai dikunjungi warga Padang dan luar Padang untuk wisata kuliner dan nongkrong.
Festival Pasar Malam di Jalan Klenteng tersebut menyajikan berbagai jajanan atau kuliner khas Tionghoa dan Padang, serta sembako murah. Setelah pembukaan, Hendri Septa melakukan peninjauan ke stan-stan kuliner. Dalam peninjauan tersebut Hendri mencicipi berbagai kuliner yang dijajakan sambil bercengkrama dengan penjualnya serta pengunjung. Tak hanya mencicipi, Hendri juga membeli beberapa jajanan untuk dibawa pulang.
“Imlek sebagai bagian dari budaya dan tradisi warga keturunan tionghoa, telah menjadi bagian dari agenda dan apresiasi kita bangsa Indonesia. Karena itu, kesemarakan Imlek, diramaikan dan diapresiasi juga oleh warga non keturunan Tionghoa. Artinya inilah makna walau berbeda tapi tetap satu, penuh persaudaraan dan saling hormat. Keberagaman ini diharapkan mampu mempererat kerukunan dan kedamaian bangsa,” ungkap Hendri.
Secara sosial, lanjut Hendri, kita berharap tahun baru Imlek menjadi ruang untuk mengenal budaya dan tradisi warga keturunan Tionghoa di Padang. Sehingga satu sama lain saling dukung, menguatkan, dan maju bersama dalam perbedaan serta keberagaman.
“Karena itu, saya mengajak seluruh elemen bangsa, warga kota Padang, untuk terus merawat kebhinekaan bangsa dalam bingkai Pancasila, dan Perayaan Tahun Baru Imlek bisa dijadikan salah satu momentum untuk secara bersama-sama membangkitkan kesadaran pentingnya menjaga toleransi di antara sesama anak bangsa,” ujarnya.

Membenahi Kota Tua
Perayaan Imlek ini merupakan kalender iven pariwisata pertama yang diselenggarakan tahun 2023 dan menjadi bagian dari Visit Beautiful West Sumatera 2023. Menariknya, rangkaian perayaan Imlek yang dimulai dari Festival Pasar Malam hingga perayaan Cap Go Meh pada 5 Februari nanti menjadi daya tarik tersendiri bagi Kawasan Kota Tua Padang, yang sekarang sedang direnovasi.
Kota Tua Padang berdiri di atas lahan seluas 32.690 meter persegi itu memiliki banyak peninggalan sejarah, terutama arsitektur. Hendri Septa berupaya menjadikan Kota Tua sebagai ikon wisata Kota Padang, dengan merenovasi dan mencat beberapa bangunan di sana. Tidak hanya itu, berbagai iven juga akan diselenggarakan di kawasan Kota Tua, sehingga semakin menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
“Kita ingin menghadirkan kembali aura masa lalu di Kota Tua ini, sebagai bagian dari sejarah Kota Padang. Nantinya pengunjung diharapkan merasakan kembali suasana kota tempo dulu di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, juga tertarik untuk menata dan membenahi kembali Kota Tua, dan akan berkolaborasi dengan Pemko Padang. Saat membuka Festival Pasar Malam Imlek, Audy menyampaikan gagasan untuk membenahi Kota Tua dan Kampung Pondok agar menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Sumbar, khususnya Kota Padang.
“Mari kita mulai bersama-sama dengan Wali Kota Padang dan Dinas Pariwisata untuk membenahi kota tua ini,” katanya.
Dukungan menjadikan Kota Tua destinasi wisata unggulan ini juga didukung tokoh masyarakat Tionghoa, Albert Hendra Lukman. Ia sangat mendukung gagasan pembenahan kembali Kota Tua yang akan berdampak pada perputaran ekonomi di kawasan Pondok. Menurutnnya, kawasan Pondok masih kesulitan untuk bangkit pascagempa 2009 silam.
“Dengan adanya upaya merevitalisasi atau menata kembali Kawasan Kota Tua ini, tentu akan memberi dampak ekonomi bagi warga di sekitarnya, termasuk kawasan Pondok,” ujar Anggota DPRD Sumbar ini.
Lampion warna merah yang dipasang di klenteng dan jalan kawasan Pondok mulai menyala, menambah semarak perayaan Imlek. Dari keriuhan dan kesemarakan itu ada harapan, perekonomian di kawasan Pondok akan terus bergerak sejalan dengan dibenahinya Kota Tua sebagai destinasi wisata unggulan. (CGK)