Oleh: Eli Ratni
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Nuhayrun, yang didirikan di Korong Patalangan, Kenagarian Limau Puruik, Kecamatan V Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman telah menjadi pusat pembelajaran Al-Qur’an sejak tahun 2004. Nama Nuhayrun sendiri diambil dari nama tempat belajar yang didirikan oleh Tuanku Amadin Sultan (alm.) dengan dukungan penuh dari pengelola lapangan, Ibu Salbani. Tujuan mulia pendirian TPA ini adalah menyediakan pendidikan Islam dan Al-Qur’an secara gratis bagi anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa di desa. Kini, TPA Nuhayrun telah memiliki lebih dari 90 santri dari beberapa korong di sekitarnya, seperti Kampung Ladang, Kampung Sagit, dan Kampung Tangah. Di Nagari Limau Puruik terdapat beberapa korong lainnya, yaitu Tanah Taban, Kampung Piliang, Pasa Balai, Padang Kajai.
Terletak di pedesaan yang tenang jauh dari hiruk-pikuk kota, TPA Nuhayrun memberikan suasana nyaman untuk kegiatan menghafal Al-Qur’an, belajar agama, dan bermain. Tidak hanya itu, para orang tua dan wali santri juga aktif dalam kegiatan belajar, pengajian bulanan, serta kegiatan ekonomi produktif seperti bertani, beternak, dan berbisnis kecil-kecilan. Sebelumnya, Ibu Salbani merelakan rumahnya menjadi TPA dan membagi waktunya untuk mengajar tanpa mematok biaya. Sejak memiliki 45 orang anak-anak yang belajar di TPA Nahayrun dan seiring terus bertambahnya jumlah murid, kegiatan yang bermula dari rumah sederhana miliknya itu mendapat banyak dukungan. Demi kenyamanan para murid dan keluarga Ibu Salbani, sudah berdiri sebuah bangunan kecil di depan rumahnya yang dikhususkan untuk belajar murid TPA. Bangunan diisi alat penunjang seperti papan tulis, meja belajar, al-quran dan speaker; selain itu juga tempat wudu yang sebelumnya tidak begitu layak.
Kondisi geografis wilayah yang berbukit dan subur menawarkan potensi besar untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di daerah ini. Keberhasilan TPA ini juga semakin berkembang dengan adanya budidaya lebah tanpa sengat atau Galo-galo, yang berawal dari kebutuhan pengobatan alternatif salah satu guru TPA yang menderita penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Penyakit GERD atau penyakit asam lambung adalah gangguan pencernaan kronis yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. GERD dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, seperti heartburn atau nyeri dada. Gejalanya adalah rasa perih dan panas seperti terbakar di bawah tulang dada, jantung berdebar, muntah, batuk, sakit tenggorokan, hingga sulit menelan. Penyebabnya adalah kegagalan relaksasi cincin (sfingter) yang mengatur proses buka-tutup katup yang menghubungkan esofagus bawah dengan lambung. Faktor risikonya adalah mengonsumsi makanan dan minuman tertentu seperti kopi, makanan yang digoreng, alkohol, serta bawang putih dan merah. Sedangkan pengobatannya dilakukan dengan perbaikan pola hidup, obat maag, tanaman herbal, atau operasi. Berkat keyakinan akan khasiat madu sebagaimana dijelaskan dalam QS. An-Nahl: 68-69, Nuhayrun memulai budidaya lebah Galo-galo pada tahun 2022 dengan harapan bahwa madu yang dihasilkan di lingkungan penuh bacaan Al-Qur’an dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih tinggi.
Kini, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Nuhayrun terus berkembang dengan program pendampingan dari Universitas Andalas melalui Program Kemitraan Masyarakat Membantu Usaha Berkembang (PKM-MUB). Dipimpin oleh para dosen ahli dari Fakultas Peternakan (Eli Ratni, S.Pt., MP; Dr. Lendrawati, S.Pt, M.Si), MIPA (Dr. M. Idris, S.Si., M.Si), dan Keperawatan (Ns. Arif Rohman Mansur, S.Kep, M.Kep), program ini membantu Nuhayrun dalam meningkatkan produksi madu dan mengoptimalkan manajemen usaha. Bersama-sama, mereka menciptakan konsep baru: Wisata Edukasi Islami yang menggabungkan unsur pertanian, peternakan, dan edukasi keagamaan, menjadikannya destinasi yang unik dan berkelanjutan.
Dalam hal legalitas, UMKM Nuhayrun sudah memiliki izin usaha dengan Nomor Induk Berusaha (NIB) 1903230026679 dan Sertifikat Halal untuk produk madu. Langkah besar ini memungkinkan Nuhayrun untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan usaha dan menjangkau pasar yang lebih luas. Sebagai bagian dari inovasi terbaru, TPA Nuhayrun sedang merancang paket wisata agroeduwisata dengan target siswa PAUD dan TK di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Program ini menawarkan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar ilmu pengetahuan alam di lapangan, mengamati proses budidaya lebah, dan mempelajari konsep hidup sehat. Dalam paket ini, anak-anak juga akan mendapatkan pengalaman berinteraksi langsung dengan alam sembari berwisata dan menikmati pemandangan pedesaan yang asri.
Pendampingan yang dilakukan tidak hanya mencakup penataan lahan dan penyediaan tanaman pakan lebah, namun juga pelatihan bagi sumber daya manusia lokal sebagai pemandu, pengrajin cenderamata, dan pengisi kegiatan wisata edukasi. Selain itu, pelatihan pengelolaan keuangan dan pencatatan usaha turut diberikan demi menjaga keberlanjutan dan perkembangan usaha. TPA Nuhayrun tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga simbol harapan untuk masyarakat Patalangan. Rumah Galo-galo Nuhayrun bukan sekadar TPA, melainkan juga pusat edukasi, pemberdayaan ekonomi, dan destinasi wisata Islami yang memadukan edukasi alam dengan nilai-nilai agama. Sebuah oase pengetahuan dan kedamaian di tengah desa, dengan potensi besar untuk terus tumbuh dan memberikan manfaat nyata bagi lingkungan sekitarnya.
**Eli Ratni, Dosen Fakultas Peternakan Universitas Andalas dengan fokus kajian Nutrisi dan Makanan Ternak
Bagikan:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru)