Oleh: Hervina Aljanika

“Faced with Global Crisis We Build Food Sovereignty to Ensure A Future For Humanity”
La Via Campesina (LVC) sebagai gerakan petani global telah berhasil menyelenggarakan Konferensi Internasional empat tahunan pada 1–8 Desember 2023 di Bogota, Kolombia. Jumlah delegasi sekitar 300-400 peserta yang berasal dari petani kecil, pemuda tani, dan petani perempuan dari hampir seluruh benua: Afrika, Eropa, Asia, Amerika, dan Australia. Adapun relasi penulis dengan LVC telah terbangun sejak 2012 saat diajak oleh dosen mata kuliah Gerakan Sosial Global, Virtous Setyaka, untuk melihat langsung contoh konkret gerakan organisasi global, dalam hal ini LVC berjuang untuk Kedaulatan Pangan dan Reforma Agraria melalui seminar internasional di bidang Reforma Agraria yang diadakan di Bukittinggi dan diselenggarakan oleh Serikat Petani Indonesia (SPI). Dari sana lah, penulis yang masih mahasiswi tahun ketiga waktu itu, memulai karier awal sebagai volunteer interpreter untuk menjembatani komunikasi antara seluruh petani yang hadir saat itu agar mereka bisa belajar satu sama lain tentang pengalaman, perjuangan, dan tantangan yang dihadapi di masing-masing negara dan kawasan. Setelah penyelenggaraan acara tersebut, penulis merasakan kedekatan dengan rekan-rekan SPI dan jejaring baru yang dibangun dengan sesama penerjemah serta dengan seluruh delegasi hingga saat ini.
Pada pelaksanaan Konferensi Internasional ke-6 LVC 2013 yang diselenggarakan di Jakarta, penulis juga kembali ikut serta sebagai volunteer interpreter karena lagi-lagi, sebagai tanggung jawab moral penulis, dilahirkan sebagai penerjemah dari SPI, serta memang berkontribusi terhadap sesuatu yang benar dan nyata, memiliki sensasi yang berbeda. Dan saat ini, setelah 1 dekade lamanya kesempatan untuk mendukung dan berkontribusi langsung dalam kegiatan konferensi internasional LVC ke-8. Kali ini diadakan di belahan bumi lain, tepatnya di Amerika Latin, yakni di Kolombia. Mata kuliah Amerika Latin adalah salah satu mata kuliah favorit penulis saat menempuh pendidikan sarjana dulu, dan siapa yang tidak tertarik mengunjungi negara tersebut?
Dalam konferensi ini, seluruh peserta selalu meneriakkan “No interpreter, no revolution!”, sebuah kalimat yang selalu membuat semua interpreters merinding dan merasa sangat dihargai dan diakui. Tentunya, berada di sekitar orang yang selalu mengutamakan solidaritas dan menghargai satu sama lain bahkan sampai hal-hal kecil sekalipun, seperti menghargai staf hotel yang telah berdiri lama untuk menyajikan kopi, merupakan hal yang sangat berharga, jarang rasanya dihargai seperti ini. Dengan dukungan tim teknisi, kegiatan konferensi internasional LVC ke-8 dapat memecahkan kendala berbagai bahasa dari berbagai organisasi kawasan yang bergabung dengan LVC. Untuk jumlah pastinya, terdapat total 60 penerjemah dengan 17 bahasa bekerja dalam booth yang tidak seperti booth yang layak di UN, tetapi untuk cracking semua isu teknis bahasa, menyalurkan dan menyampaikan pesan, komunikasi yang lancar dapat terwujud, bahkan setingkat PBB saja hanya 5 saja, belum mungkin sepertinya bisa melakukan apa yang terjadi di LVC.
Penulis tidak akan membahas secara detil tentang kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan, namun secara garis besar pertemuan-pertemuan yang dilakukan terdiri dari Youth Assembly, Women Assembly, Regional Assembly, Plenary, Diskusi Tematik—waktu itu penulis bergabung dalam tematik Hak-hak Petani dan UNDROP, dan Pembacaan Deklarasi serta Rencana Aksi 2024-2028. Tidak lupa, panitia juga mempersiapkan malam budaya yang menampilkan tari tradisional dan band latin yang semakin mencairkan suasana karena semua peserta berinteraksi melalui gerakan dansanya.
Dalam pelaksanaan konferensi kali ini, LVC juga menyambut bergabungnya organisasi regional baru yakni Arab and North Africa (ArNA). Dalam hal ini delegasi mengajak seluruh petani dan anggota LVC untuk menyampaikan solidaritasnya terhadap apa yang menimpa Palestina saat ini. Bagi penulis, saat menerjemahkan apa yang disampaikan oleh pembicara Palestina, penulis tidak sanggup menahan air mata, lebih sakit dan nyata rasanya dibanding melihat apa yang dilihat di media sosial.
Di hari terakhir, penulis bersama delegasi lainnya mendapatkan kesempatan untuk ke Bogota Botanic Garden. Dalam kunjungan tersebut pemandu tur membawa pengunjung ke 3 domes dengan tema berbeda yaitu, dome amazon, dome tropical, dan dome Colombia. Untuk masing-masing dome tersebut suhu dan variasi spesies tanaman disesuaikan dengan wilayah dari masing-masing dome, misalkan untuk Amazon, terdapat beberapa spesies pohon yang akan punah yang ditanam. Jika masuk ke dome tropis, maka suhunya pun akan seperti di Indonesia; hangat dan lembab.
Hal menarik yang ditemukan penulis dari konferensi adalah saat perwakilan dari pemerintah datang di hari terakhir konferensi, Maria Nela Prada, yang ternyata adalah seorang Ministry of Presidency (atau dalam Indonesia mungkin nomenklaturnya adalah Menteri Sekretariat Negara) Bolivia dan juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Luar Negeri Bolivia, benar-benar muncul dalam sosok yang biasa, tanpa pengawalan yang berlebihan, humble, dan bahkan ikut mengantre saat makan siang. Beliau juga tidak sungkan untuk berbincang dengan delegasi Indonesia. Perlu diketahui bahwa beliau adalah tokoh penting dalam meloloskan Working Group UNDROP di PBB.
Sebagai penutup, dua konsep atau tools andalan LVC untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi umat manusia adalah Kedaulatan Pangan dan Agroekologi.*
Bogota, 1-8 Desember 2023
*Hervina Aljanika, Penerjemah Sukarela Konferensi LVC, Alumni HI FISIP Univeritas Andalas.
Bagikan:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru)