Neraka Spesial untuk yang Anti Kritik

Mencela, mem-bully dan mengolok-olok adalah tanda seorang yang akalnya kurang atau tanda kebodohan. Karena itulah, ketika Bani Israel menuduh nabi Musa mengolok-olok mereka saat diperintah menyembelih sapi untuk mencari pembunuh salah seorang di antara mereka, maka nabi Musa as menjawab tudingan mereka dengan berlindung dari sikap bodoh. Demikian seperti disebutkan dalam firman-Nya surat al-Baqarah [2]: 67
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تَذۡبَحُواْ بَقَرَةً قَالُوٓاْ أَتَتَّخِذُنَا هُزُواً قَالَ أَعُوذُ بِٱللَّهِ أَنۡ أَكُونَ ‌مِنَ ‌ٱلۡجَٰهِلِينَ (67)
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”.”
Sedangkan mengkritik adalah tanda seorang menggunakan akalnya dengan baik. Karena itulah, ketika Allah swt memuji manusia paling cerdas yang disebut dengan istilah ulul al-bab, maka salah satu cirinya adalah bahwa mereka selalu bersikap kritis terhadap suatu ucapan, infirmasi dan tindakan yang mereka dengar dan mereka lihat untuk kemudian mereka pilih mana yang terbaik. Demikian seperti disebutkan dalam Firman-Nya surat al-Zumar [39]: 18
ٱلَّذِينَ ‌يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقَوۡلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحۡسَنَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ (18)
Artinya: “yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.”
Jika anda menganggap orang yang kritis itu musuh dan mesti ditangkap dan dipenjarakan, maka sejatinya anda telah memaksa manusia untuk berhenti menggunakan akalnya. Sebaliknya, jika anda senang kepada mereka yang memilih diam dan bersikap penurut, maka sejatinya anda telah melestarikan kebodohan di tengah masyarakat.
Berzina, berjudi, mencuri dan sebaginya tentu saja sebuah kejahatan yang diganjar Allah swt dengan azab nereka. Namun, hal yang perlu anda ingat bahwa melarang manusia berfikir atau memaksa mereka diam tanpa sikap kritis adalah suatu kejahatan lain yang tidak kalah besar dosanya dari zina, judi dan mencuri. Wajar, jika Allah swt menyediakan neraka khusus bagi mereka yang diam dan tidak mau menggunakan akalnya dengan meninggalkan sikap kritisnya. Demikian seperti disebutkan dalam firman-Nya surat al-Mulk [67]: 10
وَقَالُواْ لَوۡ كُنَّا ‌نَسۡمَعُ ‌أَوۡ نَعۡقِلُ مَا كُنَّا فِيٓ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ (10)
Artinya: “Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.”
Pesannya, anti kritik itu sama saja melestarikan kebodohan dan itu adalah kejahatan besar, karena dengan menjadikan orang kritis itu sebagai musuh berarti anda sedang memaksa orang lain menghentikan aktifitas akalnya sebagai anugerah Allah swt yang paling besar bagi manusia. (*)
Ditulis Oleh:
Baca Juga:

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top