Padang, cagak.id–Jembatan Kayu Gadang Sikabu, Padang Pariaman, ambruk lagi diterjang banjir. Jembatan tersebut belum sampai dua tahun digunakan setelah diresmikan 19 Agustus 2021 usai diterjang banjir pada tahun 2017.
Anggota Komisi IV DPRD Sumbar, HM Nurnas, mengungkapkan, jangan menyalahkan banjir dalam ambruknya jembatan yang disebut-sebut dibangun dengan kontruksi terbaik dan dilengkapi kajian kebencanaan itu.
“Jangan salahkan banjir penyebab jembatan ambruk itu. Sekalipun karena faktor bencana, tetap saja harus dilakukan pengusutan mendalam terhadap ambruknya jembatan yang baru diresmikan itu. Masa baru sekitar 2 tahun bisa ambruk, jembatan yang katanya dulu pekerjaannya berkualitas bagus. Karena dari kasat mata posisi robohnya jembatan itu bukan patah, akan tetapi abudmen ujung yang tumbang akibat tergerus air bah, kok bisa itu terjadi?” ujar HM Nurnas, di Padang, Senin (8/5/2023).
Politisi Partai Demokrat itu minta pengusutan mendalam harus dilakukan terutama terhadap pekerjaan konstruksi jembatan itu. Ia mendesak dinas terkait melakukan evaluasi terhadap konstruksi jembatan itu.
“Hasilnya harus disampaikan ke publik. Apakah betul disebabkan tok oleh bencana banjir atau karena konstruksinya tidak sempurna,” ujar anggota dewan daerah pemilihan Pariaman dan Padang Pariaman itu.
Menurut HM Nurnas bibir sungai dekat abudmen jembatan sudah lama runtuh, akibatnya di ujung jembatan diberi tanda agar kendaraan tidak bisa berselisih atau berpapasan di jembatan.
“Dari runtuh bibir sungai tidak ada tindakan pengaman sungai. Bisa jadi akibat banjir besar langsung menghantam yang akibatnya abudmen terbongkar, patah. Pertanyaannya mengapa bisa ujung jembatan itu patah atau lepas seperti di video viral media sosial itu. Untuk itu sangat perlu dilakukan pengkajian dari tim ahli,” ungkapnya.
Jembatan itu merupakan jembatan penghubung Lubuk Alung dengan Sikabu yang dibangun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) senilai Rp25,4 miliar. Jembatan Kayu Gadang Sikabu tersebut dibangun dengan sistem beton prategang. Pengerjaannya dimulai April 2020 dengan panjang 100 meter dan lebar 7 meter.
Sebelum peresmian, Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) BNPB, Rifai, pernah meninjau progress pembangunan Jembatan Sikabu Kayu Gadang pada 17 November 2020. Saat itu, ia mengingatkan agar pekerjaan tepat mutu, tepat waktu dan benar-benar teliti. Sebab, Jembatan Kayu Gadang bakal menjadi tolak ukur BNPB untuk penyaluran hibah selanjutnya di Padang Pariaman. Dikatakannya, jembatan tersebut dirancang over kualitas (berkualitas sangat baik) dengan kajian kebencanaan. (CGK)
Bagikan:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru)