Sahabat Bumi, Cahaya Maritim, dan Mandeh Institute mengadakan pemutaran dan diskusi film dokumneter Nusantara Code, di Suasso Café Padang, Selasa (11/7/2023).
Kegiatan ini dalam rangka roadshow yang dilakukan di 7 kota di Indonesia. Film ini mengangkat problematika krisis pangan yang menjadi isu serius global belakangan ini. Dengan memadukan cerita rakyat/folklor dan kondisi pertanian di beberapa tempat di Indonesia yang dalam film ini baru diangkat di tiga tempat Indonesia. Ketiga lokasi ini yang menjadi pengembangan dalam film mereka; Mbok Rondo Kuning di Trawas Jawa Timur, Dewi Sri di Yogyakarta, dan Nyi Pohaci di Baduy Banten. Ketiga sub judul ini tergabung dalam film Nusantara Code dengan mengambil ‘kode-kode’ pertanian ala folklor dari daerah-daerah tersebut untuk kemudian dihubungkan dalam bingkai isu krisis dan pertahanan pangan.

“Film ini sebagai upaya kami terhadap krisis pangan yang terjadi. Melalui film ini kami ingin juga kode-kode lain yang ada di Sumatra Barat ini untuk ikut menjawab krisis pangan,” kata Lisa, salah satu periset dalam film dokumenter ini.
Selain itu, film ini akan terus menggali kekayaan budaya di wilayah pertanian untuk dikembangkan menghadapi krisi pangan.
“Untuk itu diadakan roadshow di tujuh wilayah. Untuk menggali kekayaa budaya di wilayah pertanian dan dikembangkan menghadapi krisis global,” kata Wulansary, sutradara film ini dalam sambutannya di Suasso Cafe.

Persoalan pangan menjadi isu penting belakangan ini. Dalam pembicaraan G20 akhir tahun lalu, banyak upaya yg disepakati dalam pertemuan G20 akibat krisis pangan ini. Dengan membentuk kelompok krisis pangan global, aliansi G7 pertahanan pangan, program agrokultur dan ketahanan pangan, dan FAO sebagai organisasi pangan dan pertanian dunia pun ikut membantu menyediakan kondisi pasar pangan.
Selain itu, di Padang sendiri Dinas Pertanian Kota Padang tengah menyiapkan strategi dan antisipasi dalam menghadapi elninio yang mungkin akan terjadi di wilayah Kota Padang. Hal tersebut perlu dilakukan karena dikhawatirkan akan berdampak pada hasil produksi padi dan tanaman.
Plt. Kepala Dinas Pertanian, Yoice Yuliani menyebut pihaknya sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan petani agar bersiap menghadapi fenomena elnino.
“Kita mengajak kepada masyarakat dan petani untuk lebih rutin dan sering melakukan pengamatan terhadap hama penyakit tumbuhan,” terang Yoice, Selasa (11/7/2023).

Meskipun saat ini fenomena elnino yang dapat mengakibatkan kekeringan, belum berdampak pada produksi padi di Kota Padang. Pasalnya daerah tersebut masih diguyur hujan hingga saat ini.
“Saat ini belum berdampak pada produksi padi di Kota Padang, karena hingga saat ini masih sering diguyur hujan, selain itu juga hama penyakit pada tanaman juga dapat dikendalikan” ungkap Yoice. Namun, stategi dan antisipasi tentu perlu dilakukan.
Bagikan:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru)