Padang, Cagak.id—Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapppeda) setempat mencatat bahwa jumlah penduduk miskin di Kota Padang pada per Maret 2024 mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dan ini masih dalam jabatan Hendri Septa ketika memimpin Kota Padang.
Persentase penduduk miskin pada tahun 2024 yaitu 4,06% (41,40 ribu jiwa), angka ini menurun 0,11% dibandingkan dengan keadaan tahun lalu di angka 4,17% persen (41,97 ribu jiwa).
Pembicaraan tentang angka kemiskinan ini juga diungkapkan Yosefriawan, Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang sekarang, dalam agenda rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Padang di Ruang Bagindo Aziz Chan, Kamis (17/10/2024).Ia menyebut bahwa dalam keberhasilan penuruan angka kemiskinan itu dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak dan ini menjadi pembicaraan penting juga dalam rapat tersebut.
“Rakor TKPK ini sangat penting untuk dilakukan agar secara bersama- sama kita dapat membicarakan program pembangunan secara khusus untuk penanggulangan kemiskinan di Kota Padang,” katanya pada saat membuka
Menurutnya, dari tahun 2022 ke tahun 2023 kemiskinan ekstrem Kota Padang menurun dari 0,64 persen tahun 2022 menjadi 0,15 persen tahun 2023 atau turun sebesar 0,49 persen atau sebanyak 4.850 jiwa sudah keluar dari kemiskinan ekstrem.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kota Padang mendukung misi ketiga dari RPJMD Kota Padang 2019- 2024 yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Padang yang inklusif,” sebutnya.
Lanjutnya, pada tahun 2024 angka kemiskinan Kota Padang 4,06 persen (kondisi maret 2024) turun dari angka sebelumnya 4,17 persen di tahun 2023. angka ini sudah melebihi dari yang ditargetkan RPJMD yaitu 4,10 persen ditahun 2024.
“Pemkon Padang melakukan beberapa strategi untuk penanggulangan kemiskinan di antaranya mengurangi beban pengeluaran masyarakat melalui bantuan sosial dan layanan kesehatan; kemudian meningkatkan pendapatan masyarakat melalui program pemberdayaan dan pelatihan kerja dan mengurangi kantong kemiskinan dengan meningkatkan akses terhadap layanan dasar serta memperbaiki infrastruktur,” sebutnya.
Yosefriawan menambhakan, pendekatan ini saling mendukung dan diharapkan dapat menciptakan kondisi yang lebih baik bagi masyarakat, sehingga angka kemiskinan dapat berkurang secara signifikan.
“Untuk itu kami minta dukungannya saudara-saudara agar dapat bekerja sama serta saling bahu membahu sehingga angka kemiskinan ini dapat kita tekan sebagaimana yang kita harapkan,” cecarnya.
Sementara itu Sekretaris Bappeda Novalino menyebutkan tujuan diadakannya Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) untuk mengevaluasi perkembangan kondisi kemiskinan serta pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan.
“Selain itu, guna mempercepat penurunan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Kota Padang,” sebutnya.
Pada Rapat koordinasi penanggulangan kemiskinan itu menghadirkan tiga orang narasumber terdiri dari Pakar/Praktisi, dari Bappeda Provinsi Sumatera Barat dan dari BPS Kota Padang.
Masing-masing narasumber membahas isu strategis terkait penanggulangan kemiskinan, pemanfaatan data Regsosek, serta arah kebijakan dalam upaya mengatasi kemiskinan.
Bagikan:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru)